EndangAbdulah., S.Kp., M.Si., di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Jln. Ketapang Kota Tanjungpinang, Rabu (24/11/2021). Kegiatan pameran temporer ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan non fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Museum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2021. MuseumSultan Sulaiman Badrul Alamsyah berlokasi di Jalan Ketapang Nomor 2, Kelurahan Kemboja, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Titik koordinat nya adalah 0°55'45.3" Lintang Utara hingga 104°26'38.4" Bujur Timur. Museum ini dapat dicapai melalui dua rute perjalanan. exhibitingin Tanjungpinang City Museum of Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA). Its relevance is a museum featuring the themes of urban development and the role of a multicultural society in the context of the past and the present. This research is a descriptive qualitative research design through steps of collecting, Tuesday 18 Ramadhan 1443 / 19 April 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa ANTARA/Ogen) Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menutup aktivitas Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah selama dua pekan. Penutupan dilakukan menindaklanjuti imbauan Presiden RI Joko Widodo dan Wali Kota Tanjungpinang Syahrul terkait pencegahan penyebaran COVID-19. 3txD6N. Pengantar Komentar Galeri Foto REPLIKA COGAN PENGANTARDalam perjalanan sejarah, keberadaan suatu peninggalan sejarah baik berupa bangunan maupun benda warisan budaya selalu tidak terawat dengan baik sehingga generasi selanjutnya tidak mengetahui dengan pasti perjalanan sejarah suatu negeri. Hal ini ditambah dengan kondisi geografis kota Tanjungpinang yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura, sehingga benda warisan budaya daerah yang berharga rentan dibawa ke luar negeri. Sudah sewajarnyalah pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Tanjungpinang menghimpun semua aset yang bernilai sejarah budaya ditempatkan dalam Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota memberikan ruang yang luas kepada seluruh masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari benda koleksi yang dipamerkan di museum. Kami menyadari koleksi yang ada di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah belumlah memadai sebagaimana yang diharapkan kita semua, namun setidaknya dapat memberikan kontribusi pada khalayak ramai. Harapan kami dengan adanya museum, kepada pemilik barang yang menguasai benda warisan budaya dapat menyerahkan kepada Pemerintah untuk menambah khazanah koleksi museum. GALERI TANJUNGPINANG KOTA BERMULA RIWAYAT MUSEUM Menelusuri jejak Kota Tanjungpinang dapat dilakukan dengan berkunjung ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, yang menempati eks gedung pertama Sekolah Tingkat Dasar masa kolonial dengan nama Hollandsch-Inlandsche School HIS tahun 1918, yang pada zaman Jepang diganti dengan nama Futsuko Gakko. Pada zaman kemerdekaan gedung ini tetap difungsikan sebagai Sekolah Rakyat dan akhirnya dijadikan SD 01 sampai tahun 2004. Mengingat gedung ini memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang, maka direkomendasikan untuk dijadikan Museum Kota Tanjungpinang dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Koleksi yang dipamerkan di museum menceritakan tentang Tanjungpinang Kota Bermula, Seni dan Budaya, Keragaman Budaya di Kota Tanjungpinang, dan berbagai jenis keramik yang dikumpulkan dari Tanjungpinang dan daerah sekitarnya. Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah diharapkan dapat menjadi pusat studi wisata budaya, pelestarian, dan upaya menjadikan masyarakat lebih menghayati nilai luhur kebudayaan. KOLEKSI KERAMIK I. KOLEKSI ETNOGRAFIKoleksi etnografi merupakan benda-benda hasil budaya berbagai etnis berupa peralatan yang digunakan untuk upacara maupun dipakai sehari-hari seperti perhiasan atau aksesori, busana, senjata, dan juga peralatan rumah tangga. II. KOLEKSI KERAMOLOGIKAKoleksi keramik kebanyakan untuk peralatan rumah tangga dengan bahan tanah liat. Umumnya berasal dari China, Jepang, dan Eropa, seperti kendi, piring, guci, atau tempayan. III. KOLEKSI TEKNOLOGIKABenda-benda koleksi teknologika merupakan benda hasil teknologi yang menggambarkan tingkat pencapaian teknologi suatu zaman. Benda-benda koleksi berupa alat-alat musik diantaranya gramafon, akordeon, alat-alat teknologi seperti mesin penggiling karet, telepon engkol, dll. GALERI KERAGAMAN BUDAYA IV. KOLEKSI HISTORIKABenda-benda atau sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan, menjadi objek studi tentang sejarah meliputi kurun waktu ditemukan catatan-catatan tentang sejarah, masuknya pengaruh bangsa lain. Benda-benda tersebut pernah digunakan berhubungan dengan kejadian/peristiwa sejarah. Koleksi-koleksi yang dipamerkan antara lain artefak, catatan dan naskah kuno, gambar-gambar ilustrasi, miniatur, dan foto-foto. V. NUMISMATIKA DAN HERALDIKAKoleksi numismatik merupakan benda-benda yang pernah beredar dan digunakan masyarakat seperti koin, uang kertas, dan token. Sedangkan koleksi heraldika berupa lambang-lambang, medali/tanda jasa, cap/stempel, dan amulet. VI. FILOLOGIKABenda koleksi yang merupakan hasil budaya manusia masa lampau berbentuk tulisan tangan. Koleksi seperti ini sangat banyak ditemukan di daerah Pulau Penyengat yang memang terkenal sebagai kawasan budaya sastra Melayu. Naskah-naskah tersebut berisikan hal-hal yang berhubungan dengan ajaran agama, hukum, silsilah, perjanjian, dan lain sebagainya. KOLEKSI GALERIALAM PERKAWINAN MELAYU VII. FOTO-FOTO SEJARAHSalah satu andalan di setiap museum adalah koleksi foto sejarah, demikian pula dengan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Koleksi foto sejarah yang dimiliki diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta kepada Tanjungpinang yang terus berkembang seperti tergambar pada foto-foto yang ditampilkan. Hal ini tentu saja akan dapat pula mengundang rasa nostalgia yang memberikan nilai tambah terhadap Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. VIII. PELAMINANSatu lagi andalan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah adalah Pelaminan Melayu yang ditata sedemikian rupa sehingga diharapkan pengunjung akan terbawa pada suasana pernikahan Melayu yang sebenarnya. Di ruang yang khusus diperuntukkan untuk pelaminan ini menggambarkan bahwa adat istiadat pernikahan Melayu tidak pernah dilupakan dan ditinggalkan oleh masyarakat Tanjungpinang yang masyarakatnya terdiri dari berbagai kaum. Sumber Brosur 'Museum Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah' Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang AlamatMuseum Sultan Sulaiman Badrul AlamsyahJl. Ketapang Riau Telp. 0771-31388 Jam KunjunganSelasa-Minggu TiketGratis Keterangan Foto Pengunjung saat mengunjungi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang berada di Jalan Ketapang Tanjungpinang. Museum ini banyak menyimpan sejarah Kerajaan Riau Lingga dan masyarakat Tanjungpinang terdahulu. Foto Aji Anugraha Tanjungpinang – Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang berada di Jalan Ketapang, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, baru-baru ini menjadi sorotan publik. mengunjungi bangunan peninggalan sejarah kerajaan Riau Lingga ini, Sabtu 12 Januari 2019. Sejak 2014 diberhentikan pengoperasiannya dan di buka kembali di tahun 2017 oleh Wali Kota Tanjungpinang ke 2, H Lis Darmansyah, SH museum bekas bangunan Sekolah Rakyat SR ini mulai sering dikunjungi. Pengunjung rata-rata dari dalam negeri maupun luar negeri, tak ayal pula siswa Taman Kanak-Kanak hingga mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi datang untuk melihat benda-benda peninggalan sejarah Kerajaan Riau-Lingga-Pahang-dan Johor yang ada di museum ini. Banyak perubahan yang dilakukan pemerintah setempat untuk mempercantik wajah museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Selain sejumlah atap yang dulu hampir roboh sudah diperbarui, ruangan-ruangan mulai ditata sesuai dengan kebutuhan museum, namun tidak mengubah bentuk asli bangunan. Penamaan Museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah diambil dari nama Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah, beliau merupakan pemegang roda kerajaan Riau Lingga, Pahang dan Johor pada tahun 1722 sampai dengan 1761. Sebelum kita masuk kedalam museum, beberapa staf Museum yang dipekerjakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat mendata setiap tamu yang datang. Anda tidak dibenarkan membawa barang-barang seperti tas untuk masuk kedalam museum. Terdapat tempat penyimpanan barang yang disediakan di Museum tersebut, berikut anda diperlukan untuk mengisi data kunjungan yang disediakan petugas administrasi. Andrian, Staf Playanan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah akan mengantarkan anda untuk menjelaskan keseluruhan sejarah bangunan dan isi dari Museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah. “Ini merupakan standar operasional pelayanan museum di Indonesia, dan pelayanan untuk para pengunjung,” kata Adrian. Di Museum ini terdapat 5 ruangan tempat pernak pernik dan peninggalan sejarah kerajaan hingga hibah dari masyarakat yang disusun menurut penjelasan dan peninggalannya. Ruangan-ruangan itu terdiri dari Ruang Kazanah Budaya, Tanjungpinang Kota Bermula, Kazanah Arsip, Budaya Bahari Kramik dan ruang Alam Perkawinan Melayu. “Setiap ruangan memiliki penjelasan tersendiri dan banyak barang-barang yang belum semunya ditampilkan di museum ini,” kata Andrian. Barang-barang, Artefak, berkas administrasi pemerintahan, alat persenjataan, foto-foto peninggalan zaman kerajaan Riau Lingga dan berbagai macam hibah dari masyarakat berusia 1800 sampai dengan 1900 terdapat di Museum ini. “Ada 1600 lebih barang peninggalan sejarah kepulauan riau khususnya di museum ini,” ujarnya. Salah satu benda peninggalan sejarah kerajaan Riau Lingga yang sulit ditemui saat ini yakni, Cogan ada di museum Soeltan Soelaiman Badroel Alamsyah. Keterangan foto Cogan, salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Riau Lingga yang disimpan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Tanjungpinang. Foto Aji anugraha Cogan Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang tersebut terbuat dari perpaduan emas dan perak yang bertahtakan permata Mirah. Bagian utamanya adalah lempengan emas yang menyerupai daun sirih yang dihiasi inskripsi dalam bahasa Melayu menggunakan huruf Arab Melayu. Cogan merupakan salah satu regalia atau alat kebesaran dari sekumpulan besar regalia milik kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, yang kemudian diwariskan oleh kerajaan Riau Lingga. Dalam catatan keterangan duplikat Cogan di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah ini dibuat berdasarkan aslinya. “Yang asli kini menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional di Jakarta,” katanya. Andrian menjelaskan sejarah singkat Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Awalnya, gedung ini merupakan bekas sekolah tingkat dasar yang pertama di Kota Tanjungpinang, pada masa Kolonial Belanda dengan nama Holland Irlandsch School HIS pada tahun 1918. “Sebagai sekolah melayu berbahasa Belanda,” ujarnya. Pada zaman pendudukan jepang berganti nama menjadi Futsuko Gakko I Sekolah Rendah I selama 2,5 tahun, pada zaman kemerdekaan difungsikan sebagai Sekolah Rakyat SR. Akhirnya dijadikan SD01 sampai tahun 2004. Mengingat miseum ini memiliki nilai history bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang beserta tokoh masyarakat dan BP3 Batu Sangkar setuju merekomendasikan gedung tersebut dijadikan Museum Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2006 Pemerintah Tanjungpinang melalui Dinas Kimpraswil memugar atau merehab gedung utama sekaligus mengembalikan kebentuk semula gedung sebagaimana bentuk awalnya. Kemudian, pada tahun 2007 Provinsi Kepri melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merehabilitasi bangunan tambahan sebagai fasilitas pendukung gedung museum seperti Ruang Kantor, Rumah Jaga, Pos Jaga, MCK dan Sumur. Pada tanggal 31 Januari 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Tanjungpinang, Museum Kota Tanjungpinang diresmikan oleh wali kota tanjungpinang Dra. Hj. Suryatati dengan nama museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah kota Tanjungpinang, hingga saat ini. “Museum ini buka hari selasa sampai minggu, pukul Wib pelayanannnya. Hari senin kami libur,” katanya. Di Museum ini anda juga disediakan tempat berfoto bagi para pengunjung. “Jadi tidak ada salahnya bagi siapa saja yang ingin mengetahui peninggalan sejarah Kepulauan Riau di Tanjungpinang ada di museum ini,” kata Andrian. Penulis Aji Anugraha Editor Ali Atan Sulaiman

museum sultan sulaiman badrul alamsyah